Tempat Wisata di Kabupaten Gianyar Bali Aneka ragam tempat wisata di Kabupaten Gianyar Bali dapat anda kunjungi selama acara tour di Bali anda. Simak tempat wisata di Bali yang dapat anda kunjungi selama tour di Bali sebagai berikut:
DESA BATUBULAN
Desa Batubulan merupakan desa perbatasan antara Gianyar dan Badung. Dari pusat Kota Denpasar jaraknya sekitar 8 Km. Batubulan terkenal kerajinan patung batunya. Disepanjang jalan utama berjejer toko-toko kesenian yang memajangkan patung batu padas. Patung-patung tersebut umumnya digunakan untuk kepentingan tempat suci atau sarana religi. Belakangan, hasil seni patung itu juga dimanfaatkan untuk kepentingan sekunder, misalnya hiasan taman. Selain patung batu cadas, batubulan indentik dengan Tari Barong atau Barong Dance. Di desa ini terdapat 3 panggung terbuka (Tegal Tamu, Puri Agung dan Pura Puseh Bendul), tempat tari barong dipentaskan tiap hari, mulai pukul 10.00, dengan penonton utama para wisatawan Grup pertunjukan tari barong mulai berkembang sekitar tahun 1970-an dengan segala persfektifnya sampai sekarang. Sejalan dengan perkembangan pariwisata dan kejelian penduduk menangkap peluang, di Batubulan kini juga bisa dilihat pemasaran hasil kerajinan perak/emas, gerabah, meubel dan atau komponen rumah antik. DESA CELUK
Hampir setiap banjar di Singapadu memiliki unit gamelan, untuk kepentingan upacara di pura atau pementasan atraksi wisata Dibidang lain, Singapadu terkenal sebagai pusat pembuatan topeng, barong.
Kedelai-kedelai seni menjual perhiasan emas dan perak (bros, gelang, kalung, cincin dan sebagainya) berjejer di sepanjang jalan utama Desa Celuk. Produksi kerajinan Celuk sudah lama menembus pasaran ekspor. Desainnya pun berkembang sebagai perpaduan bakat seni lokal Celuk dan selera pasar internasional yang di perkenalkan melalui wisatawan mancanegara. DESA SINGAPADU
Desa yang terletak di utara Batubulan ini terkenal sebagai pusat seni musik (gamelan Bali) dan tarian. Dari desa inilah lahir penabuh dan Raos, termasuk Prof. Dr. I. Made Bandem dan Prop. Dr. Wayan Dibia Direktur Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Yogya. Hampir setiap banjar di Singapadu memiliki unit gamelan, untuk kepentingan upacara di pura atau pementasan atraksi wisata Dibidang lain, Singapadu terkenal sebagai pusat pembuatan topeng, barong.
Tokohnya adalah almarhum Tjokorda Oka, yang kini diteruskan oleh murid-muridnya seperti I Wayan Tangguh dan Tjokorda Raka Tisnu. Singapadu juga memiliki pematung-pematung kayu yang berbakat. DESA SUKAWATI
Desa ini terkenal pasar seninya (Sukawati Art Market). Dengan kesabaran, gurauan, wisatawan bisa menawarkan barang-barang kerajinan yang hendak dibelinya. Citra pasar seni Sukawati yang bertahan sekarang adalah kualitas barang bagus dan harga relaif murah. Wisatawan domestik, bus-bus yang mengangkut siswa-siswa yang hendak berdarmawisata, kerap berhenti disini untuk membeli oleh-oleh dari Bali. Selain pasar induk itu, kini di Sukawati banyak terdapat kedelai-kedelai seni yang bertebaran di sebelah pasar seni yang juga menjual hasil kerajinan. Seperti juga di desa-desa lainnya, di Sukawati inipun dapat dijumpai pematung, pelukis, penari dan bahkan dalang seni wayang Kulit. Disepanjang Pasar seni Sukwati di sebelah Selatannya juga terdapat Pasr seni Guwang di buka sejak tahun 1996. DESA BATUAN
Desa ini juga terkenal sebagai desa seniman (artist) dan perjanjian (crafsment).
Penari terkenal Bali, I Made Jimat, berasal dari desa ini. Dalam Bidang seni lukis, Desa Batuan berhasil mengembangkan satu gaya yang disebut gaya batuan, yang berawal dari experiment I Ngedon dan I Patera tahun 1930-an.
Lukisan hitam putih(Black White) yang mereka ciptakan memberikan image magis yang kuatr.Belakangan pelukis Made Budi yang berhasil mengepresikan gaya batuan dengan selera warna kombinatif. DESA MAS
arak Desa Mas sekitar 20 Km utara Denpasar atau 6 Km sebelum Ubud, desa ini terkenal sebagai desa ukiran kayu. Seni kerajinan patung kayu sudah berkembang sejak lama di Mas, tapi secara komersil baru berkembang tahun 1970-an ketika wisatawan mulai berdatangan ke Bali.
Pematung-pematung berkalibwer lahir di Mas seperti Ida Bagus Nyana, Kemudian anaknya yang bernama Ida Baqus Tilem (almarhum).Selain patung-patung dengan kualitas seni tinggi, di Mas juga berkembang patung-patung buah,bunga,dan binatang gaya baru yang pop art . Untuk patung buah-buahan yang realistik I Nyoman Togog adalah tokohnya yang sangat terkenal. Karena keahliannya dia mendapat Anugrah Upakerti dari presiden Soeharto.Daerah persawahan masih terbentang di sini,sehingga Mas masih memiliki pesona hijau.Selain sebagian besar penduduknya sebagai pengrajin,penduduk Mas juga ada yang bertani. DESA PELIATAN
Desa ini bersebelahan dengan Ubud,lokasinyna sekitar 2 Km arah selatan. Peliatan sangat terkenal akan seni tabuh dan seni tarinya.
Tahun 1931 grup tari dari desa ini melawat ke Paris di bawah pimpinan Anak Agung Gede Mandra (Gung Kak),Lalu ke Amerika tahun 1951 dan tahun 1989, dan ke Australia tahun1971.Orang barat mengatakan bahwa Peliatan adalah Home of Legendary Legong (Rumah Legong yang Legendaris).Di samping itu,Peliatan juga sebuah desa patung dan lukisan.Banyak toko di desa ini menjuyal hasil kerajinan berupa pattung buah, anjing,anggrek,bebek,burung, yang menjadi mode.
Disini ada juga pelukis gaya wayang.Sebuah galleri terkenal ada di Peliatan,yaitu Agung Rai Galleri,menyimpan koreksi lukisan bervariasi, dari pelukis gaya serta corak lukisannya. DESA UBUD
Kelurahan Ubud,merupakan pusat kesenian di Bali.Daerah ini sudah sangat terkenel sejak lama , sejak tahun 1920-an ketika seniman,kompomis dan sarjana barat datang dan mencipta riset disana sambil menikmati hidup di Ubud.Ubud terkenal akan seni lukisnya ,seni patung,seni tabuh juga seni tarinya.Lukissan Bali bisa dilihat dikedai kedai seni ubud dan juga yang terprenting ialah museum Ratna Warta yang dirintis pembangunannya oleh Cokorda Agung Sukowati atau Neka Museum, di Lemard Gallerry, dan Gallery Antonio Blanco.Untuk seni tabuh dan tari,Puri saren adalah pusatnya,Di puri inlah lahir gamelan”Sakeha Gong Sadha Budaya” yang pernah melawat ke eeropa dan negara-negara Asia.
Puri Saren Ubud secara rutin menyajikan pertunjukan tari dan tabuh buat wisatawan.Yang utama adalah pelestarian ksenian, tepatnya seni pertunjukan, dan sarana kegiatan ritual adat.Untuk prestasi estetika,Sadha Budaya juga terus mengembangkan diri ,meningkatkan kemampuan menabuh anggotanya.
Di Ubud banyak hotel mewah, yang artistik,dan banyak juga akomodasi sederhana yang diminati wisatawan. DESA PETULU
Di Desa Petulu yang paling menarik adalah habitat burung bangau atau kokokan. Ribuan burung putih berparuh panjang dan berumah dipohoin-pohon kayu sepanjang desa petulu.
Tiap pagi burung-burung itu berkepak riuh terbang keluar Petulu hendak mencari makan, sedanhgkan pada sore harinya kokokan itu kembali pulang ke sarangnya. Sore hari adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke petulu. Meski demikian siang hari pesona Petulu juga teduh.
Keberhasilan petulu menjaga habitat bangau disana membuat pemerintah menganugrahkan hadiah Kalpataru kepada desa Petulu . Di desa yang letaknya sekitar 5 Km utara Ubud ini, juga terdapat seniman lukis dan pembuat bingkai berukir. DESA PUJUNG dan SEBATU
Kedua desa ini terletak sekitar 12 Km utara Ubud. Berkunjung siang hari ke sana, anda bisa melihat warga setempat termasuk wanita duduk di warung dengan patung atau sarana. DESA TARO
Di desa ini terkenal ada sapi suci, warnanya putih(bukan merah seperti kebanyakan) Desa yang terletak 6 Km utara Pujung,memiliki pesona alam yang indah karena teras-teras sawah kehijauan alam yang asri dan angin segarnya .
Di desa ini juga dikembangkan mengukir (pisau kecil ) ditangan.Patung-patung Garuda berwarna cerah diproduksi disini.Sepanjang jalan ubud terdapat jalan yang indah. Taman safari gajah yang indah yang cukup menarik para wisatawan. PURA GOA GAJAH
Pura ini terletak disebelah barat desa Bedulu atau sekitar 6 Km timur Ubud. Di tyempat ini ada goa dan Pura berikut kolam tempat pertirtaan,yang berisi pancuran. Nama goa gajah berasal dari gua gajah, sebut nama yang di tulis oleh empu Prapanca di lontar Negara Kertagama tahun 1365 M.Gua gajah sebetulnya adalah sungai petani.Goa ini berbentuk huruf “T” berisi arca Ganesha yang dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan.
Berdasarkan tulisan tipe kediri yang berbuinyi kumon dan shahyangsa didinding timur mulut goa dan diperkirakan berasal dari abad ke XI.Berdasarkan peninggalan artefak dipura tersebut yakni peniggalan hinduistis(lingga,arca pancuran wyadara-wyadari)beserta peniggalan arca Busdhiistis(arca hariti,Arca Dyani budaha Amitabha), dan relief stupa bercabang tiga, maka sifat keagamaan dari komplek peniggalan purbakala digoa gajah adalah ciwa budha Tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan.Tahun 1993 tercatat 303.556 orang wisatawan mancanegara dan nusantara yang berkunjung melihart kepurbaan goa gajah. PURA YEH PULU
Relief kuno ini terdapat di sudut tenggara desa bedulu , di antara persawahan penduduk. Panjang relief ini kira-kira 25 m dan tingginya 2 M. Inilah relief terpanjang yang pernbah di temukan di bali sejauh ini, Kondisi relief Yeh Pulu masih baik. Relief ini terbentang dari utara ke selatandan berkhir dengan ceruk pertrapaan. Serta dibatasi oleh pahatan ganeca. Dan di pahatan tersebut tampak deorang laki-laki yang mengangkat tangan,orang membawa pikul,orang menyembah,orang naik kuda dan sebagainya. Di duga relief ini berasal dari abad ke XV. Sayang sekali higga kini belum diketahui benar cerita tersebut. PURA PENATARAN SASIH
Pura ini terletak di Desa Pejeng di tepoi jalan raya menuju obyek wisata Tampaksiring. Pura ini terkenal karena terdapat sebuah nekara yang amat besar,dengan tinggi 186,5 cm dan berdiameter 160 cm. Nekara perunggu yang berasal dari jaman prasejarah(jaman pra hindu) terkenal dengan nama bulan pejeng yang b3erarti bulan yanfg jatuh ke bumi.
Oleh karena itu pura ini dinamaskjan puira peneteran sasih, “Sasih” berarti bulan. Yang menarik di sini adalah hisan”bulan pejeng”yang berebentuk kedok muka yang disusun sepasang sepasang dengan matanya yang besar membelalak, dengan telinga yang panjang dan anting-antingnya yang dibuat dari uang kepeng dengan hidung saegitiga’Bulan Pejeng ini juga dianggap sebagai subang Kebo Iwo. Sejumlah arca penting juga terdapat dalam pura Penataran Asi. Pura Kebo Edan
Pura ini terletak di Desa Pejeng, hanya beberapa meter di sebelah utara Patung Arjuna Bertapa. Disini terdapat sebuah Arca Ciwa dalam bentuk Bhairawa menari, tingginya 3,60 meter yang merupakan peninggalan abad XIII masehi. Arca ini menari diatas mayat dengan hiasan ular, mukanya memakai kedok dengan kemaluannya seperti bergoyang.
Penduduk setempat menyebutnya sebagai Arca Kebo Edan. Kecuali arca ini, di Pura Kebo Edan juga terdapat arca raksasa dengan hiasan tengkorak dan beberapa buah arca lainnya, ada yang sudah rusak. Arca Bhairawa tersebut diperbaiki oleh Kantor Swaka Purbakala Bali tahun 1952. Pura Pusering Jagat
Letak Pura Pusering Jagat adalah di sebelah utara Pura Kebo Edan dan dianggap sebagai “Pusat Dunia” disini terdapat sejumlah arca kuna, diantaranya Arca Catuhkaya. Kekunaan penting lainnya yang terdapat disini adalah sebuah bejana dari batu dengan relief menggambarkan para dewa mencari amerta. Bejana ini memuat tahun candra sengkala 1251 saka (1329 Masehi) yang menunjukan masa kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Pura Gunung Kawi
Pura ini terletak di Desa Tampaksiring tidak jauh dari jalan raya menuju Istana Tampaksiring. Komplek kekunaan Gunung Kawi yang sangat luas ini terbagi dua karena dipisahkan oleh Sungai Pakerisan. Sejak ditemukan kembali pada tahun 1920, peninggalan purbakala ini diperbaiki.
Disini terdapat dua kelompok candi tebing yang terdiri dari lima buah candi yang terdapat di sebelah timur sungai. Diantyara kelompok ini ada yang memuat prasasti yang memakai huruf tipe kediri yang diduga berasal dari abad XI masehi. Pada kelompok yang kedua terdapat di sebelah barat sungai terdiri dari empat buah candi tebing dan ceruk-ceruk pertapaan atau wihara, demikian juga halnya dengan candi yang disebelah timur sungai.
Di sudut tenggara terdapat juga ceruk-ceruk pertapaan. Disebelah barat juga ada dan candi tebing yang sangat terkenal dengan nama Makam X, yang pada bagian pintunya juga memuat prasasti memakai huruf kediri. Menurut perkiraan komplek Gunung Kawi ini didirikan oleh Raja Anak Wungsu. Candi Tebing yang lain di Sungai Pakerisan adalah Candi Tebing Kerobokan, Candi Tebing Tegallingah dan diluar tempat itu adalah di Jukut Paku (Singakerta, Ubud) dan Tambahan (Bangli). Gunung Kawi juga banyak dikunjungi wisatawan. Pura Tirta Empul
Pura ini terletak sebelah timur di bawah Istana Tampaksiring. Sebuah prasasti Batu yang Masih tersimpan di Desa Manukkaya menyebutkan Pura ini dibangun oleh Sang Ratu Sri Candra Bhayasingha Warmadewa di dewa di daerah Manukaya. Prasasti ini memuat angka tahun 882 caka (960 masehi). Di sini terdapat sebuah mata air yang sangat besar, yang hingga sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Kekunaan yang terdapat disini ialah sebuah lingga-yoni dan arca lembu.
Tempat Wisata lainnya yang ada di Kabupaten karangasem, Gianyar, Jembrana, Buleleng
|